Sabtu, 31 Maret 2012

*Maunya

1. Resign dari kerjaan yang sekarang

2. Kerja dikantor baru, suasana baru, sallary baru

3. Be a Succes

4. Kocek tebal

5. Iman semakin kuat
    a. bisa terus puasa senin kamis
    b. bisa terus shalat dhuha
    c. bisa terus shalat tahajud
    d. bisa menutup aurat dengan semakin baik
    e. wanita sholehah

6. Jadi istri yang dibanggakan suami

7. Ibu yang hebat

8. Bisa beli banyak buku agama

9. Bisa berbahasa Inggris & korea

10. Nabung

11. Beramal, membantu fakir miskin, anak-anak jalanan, punya perpustakaan keliling

12. Umrah

13. Naik Haji

14. Mekah Im coming

15. Surgaaaaaa
      * Ya Allah izinkan aku masuk dalam surgamu

Mari menulis dan menaaaaang *wishing

Saya lagi iseng ikutan lomba menulis tentang obyek wisata di Indonesia, hadiahnya 7 juta (jreng jreng jreng) sapa yang ga mau yah, dengan modal nekat nulis deh.. ketak ketik sampai mata buram @_@ akhirnya selesai juga dan hasil akhirnya saya kirim ke situs yang mengadakan lomba :D

Uhuuy besok harinya tulisan saya sudah diposting disana, senang doooong.. liat tulisan saya bisa dibaca orang-orang, apalagi saya mempromosikan obyek wisata di kota saya sendiri serasa jadi duta wisata & mengharumkan nama baik Banjarmasin nan tercinta haha.. *lebay

Naaaaaahhhh ini hasil tulisan saya bisa diliat disini, klik yah link nya :p soalnya setiap yang klik link tulisan saya, poin untuk saya bertambah dan kesempatan untuk menang semakin besar :D Dukung yah  untuk mendapatkam 11.000 pembaca dalam waktu 1 bulan @_@ beraaaaaat hehe tapi ga boleh nyerah sesuatu keajaiban bisa aja terjadi ^_^ usaha doaaa amiin amiin..


Menaaaaaaaaang, harus !!!!!! ^_*

Selasa, 27 Maret 2012

My Guardian Angel


Bisakah di bedakan ini baby yg sama apa engga :p
jawabannya bukan baby yg sama .. xixixixi ini my baby.. anak2 ku..
foto yang pertama si kaka (akmal)  waktu baby sekarang umurnya udah 4 tahun, dan foto kedua si adek (aufa) umurnya baru 5 bulan, ternyata emang mirip yah :D

ini foto kaka yg udah besar.. gaya banget daaaah...

love u so much nak :*

English Language

sok english yah saya gaya british banget..

biarlah
sumpah
saya
ingin
sekali
bisa
ngomong
inggris

PEEEEENGEEEEEN !!!!!!

..bagaimanapun caranya saya harus bisa..

------------------------------------------------

** hey you please close ur mouth, like a kantut
belum apa2 udah belajar kata2 sumpah serapah
ini ga baek ya adek2 jangan ditiru..
iam just kidding :p
so sleepy huhu.. -_-'



My Handy Craft : Love Medal Korsase

Korsase ini yang bikin saya sendiri loh :D dijual lah tentunya hehehe :p harga : Rp. 15.000 (diluar ongkir)
Berminat silahkan hubungi saya di 0813.49.599.750
happy shoping ^_^

Sale Novel Second : And Than there Were None

Judul : And Then There Were None
Penulis : Agatha Christie -
Harga : 20.000,-
Kondisi : Bagus

Review :

Sepuluh anak Negro makan malam;
Seorang tersedak, tinggal sembilan.
Sembilan anak Negro bergadang jauh malam;
Seorang ketiduran, tinggal delapan.
Delapan anak Negro berkeliling Devon;
Seorang tak mau pulang, tinggal tujuh.
Tujuh anak Negro mengapak kayu;
Seorang terkapak, tinggal enam.
Enam anak Negro bermain sarang lebah;
Seorang tersengat, tinggal lima.
Lima anak Negro ke pengadilan;
Seorang ke kedutaan, tinggal empat.
Empat anak Negro pergi ke laut;
Seorang dimakan ikan herring merah, tinggal tiga.
Tiga anak Negro pergi ke kebun binatang;
Seorang diterkam beruang, tinggal dua.
Dua anak Negro duduk berjemur;
Seorang hangus, tinggal satu.
Seorang anak Negro yang sendirian;
Menggantung diri, habislah sudah.




****


Itulah bunyi sajak anak-anak yang tergantung dalam bingkai krom di atas perapian di kamar Vera Claythorne di Pulau Negro. Ia baru saja sampai di pulau terpencil di seberang pantai Devon itu dengan sembilan orang lainnya, suami-istri pelayan Mr & Mrs Rogers, Mr Justice Wargrave seorang hakim, bekas tentara Philip Lombard, mantan polisi William Henry Blore, seorang wanita tua yang kaku Emily Brent, veteran perang Jenderal Macarthur, anak muda tampan Tony Marston, dan Dokter Armstrong. Mereka semua diundang secara misterius untuk berlibur di Pulau Negro oleh seorang Mr. Owen.

Mereka semua sedang menikmati makan malam yang enak ketika sesuatu yang sangat aneh terjadi. Kejadian itu diikuti oleh kematian salah seorang dari mereka karena tersedak minuman. Mereka jadi kacau dan ketakutan. Dari hasil pembicaraan, akhirnya terkuak dua nama yang menandatangani dua surat yang ditujukan kepada dua dari antara mereka. Dua nama itu adalah Mr. Ulick Norman Owen dan Mrs. Una Nancy Owen. Dua U.N.O. yang disimpulkan dengan ngeri oleh sang hakim sebagai UNKNOWN (tak dikenal)! Sementara itu, beberapa pria diantara mereka menyelidiki seluruh pulau dan mendapati bahwa tidak ada orang lain selain mereka bersepuluh (kalau semuanya masih hidup) di pulau itu. Mustahil pergi dari sana karena cuaca badai dan air pasang. Dan dengan waktu yang berjalan, pembunuhan terus terjadi, dengan sangat mengherankan, persis seperti sajak yang tergantung di kamar mereka masing-masing. Seorang pembunuh gila ada diantara mereka sementara mereka mati satu demi satu… Satu demi satu…


****

Buku ini bikin jantungan! Megap-megap! Kejet-kejet! Ups, maaf saya jadi agak lebay. Ini buku Agatha Christie pertama yang saya baca. Sekaligus merupakan karya yang disebut-sebut sebagai salah satu karya terbaik beliau. Saya tidak akan banyak menghamburkan kata dalam review ini, hanya bahwa yang menjadi kunci mengapa buku ini bagus adalah KETEGANGAN luar biasa yang dibangun sang Queen of Crime dengan ciamiknya. Pembaca akan ikut bertanya-tanya bersama para tokoh, “Siapa? Siapa? Yang mana?” Dan satu hal yang sangat penting kalau anda mau membaca buku ini adalah: JANGAN buka halaman terakhirnya sebelum anda benar-benar sampai di sana. Serius. Dua rius, ding.

 ****

 Tentang Penulis :

Sang Queen of Crime lahir di Torquay, Devon, Inggris, pada tanggal 15 September 1890. Ia adalah anak termuda dari tiga bersaudara, dengan beda usia sebelas tahun dengan kakaknya yang tertua dan sepuluh tahun dengan kakaknya yang kedua (believe it or not, ini SAMA PERSIS dengan saya!). Tempat kelahirannya di Devon menjadi setting dalam And Then There Were None. Ia dianugerahi gelar Dame Commander of the Order of the British Empire pada malam tahun baru 1971. Guinness Book of World Records mencatat rekornya sebagai best-selling novelist of all time, dengan jumlah kasar empat milyar kopi novel-novelnya yang terjual di seluruh dunia. Semasa hidupnya ia menghasilkan 66 novel dan 14 kumpulan cerita pendek bertema misteri, thriller, dan detektif; sangat terkenal terutama dengan seri Hercule Poirot dan seri Miss Marple. Ia juga menulis novel roman dengan pseudonym Mary Westmacott, skrip drama panggung West End, dan dua buah autobiografi. Dame Christie menghembuskan nafas terakhir pada 12 Januari 1976.



Review diambil dari :
surgabukuku 
Tenkiu :)

Sale Novel second : The Road of Lost Innocence

Judul : The Road of Lost Innocence
Penulis : Somaly Mam & Ruth Marshall

Harga buku : 20.000,-
Kondisi : bagus 


Buku ini adalah pengalaman pribadi seorang Somaly Mam, saya sungguh tidak menyangka begitu kejamnya kehidupan di luar dunia saya. di Kamboja seorang anak perempuan adalah komoditi dan berhak diperjualbelikan oleh keluarganya, seorang anak perempuan adalah tulang punggung serta ujung tombak yang pasrah tanpa perlawanan untuk menopang kehidupan ekonomi keluarga & pembayar hutang ayah. Sungguh sangat tragis sekali, hati saya terenyuh & tercekat membaca buku ini. Bagaimana perjuangan seorang Somaly Mam untuk bisa lepas dari pelacuran & kegigihannya untuk menyelamatkan anak-anak perempuan di kotanya dari perdagangan manusia. Sungguh buku yg dramatis, kekejaman yang tak berperikemanusian . 


review buku :


Somaly Mam (nama yang dia pilih, pemberian bapak angkat baik hati, karena dia tak pernah tahu nama aslinya), hidup sebatang kara di antara suku Phnong di tengah hutan Kamboja, sejak kedua orang tuanya meninggalkan dia begitu saja. Umur 10 tahun, dia dibawa seorang kakek ke Desa Thlok Chrrov. Dan mimpi buruknya pun dimulai. Si 'kakek' memaksanya bekerja mengambil air untuk orang-orang desa, mengambil upah darinya, dan memukulinya sepanjang waktu.

Saat beranjak dewasa, Kakek menjualnya kepada seorang tentara untuk membayar hutang. Memang Somaly dinikahi, tapi perlakuan yang dia terima sama saja. Saat suaminya tidak kembali dari perang, Kakek kembali menjualnya kepada seorang germo di Phnom Penh. Setiap hari dia harus melayani sampai sepuluh laki-laki, di bangunan reyot yang kotor dan jorok, yang dihuni bersama beberapa gadis lainnya.
 

Paruh kedua buku ini mengisahkan transformasi Somaly dari seorang perempuan Kamboja yang hina, menjadi aktivis kemanusiaan yang berjuang memperbaiki kehidupan gadis-gadis muda yang dipaksa menjadi PSK.

Sungguh bukan perjuangan yang mudah. Dari sisi kesehatan jiwa, Somaly masih harus memulihkan diri dari trauma yang hingga kini masih menghantui mimpi buruknya. Namun pada saat bersamaan dia harus terus-menerus mendengar kisah-kisah kelam yang seakan tak ada habisnya. Bayangkan, untuk memastikan gadis-gadis yang ditawarkan rumah bordil masih perawan, sering kali anak-anak perempuan umur 5 atau 6 tahun sudah dijajakan (banyak yang dijual oleh keluarga mereka sendiri). Setelah klien pertama, anak-anak kecil itu dijahit tanpa anestesi, dan dijajakan sebagai perawan lagi!

Bayangkan betapa sakitnya saat harus memeluk penderita AIDS berumur 12 tahun yang dibuang di jalan setelah habis dipakai di rumah bordil, dan anak itu bertanya "Apakah Tuhan ada dan kenapa Dia membiarkan ini terjadi pada anak kecil yang tak pernah berbuat salah." (hal. 252)

Belum lagi perjuangan melawan para birokrat dan penegak hukum yang nyata-nyata membekingi praktek perdagangan manusia ini bahkan menjadi investor sejumlah rumah bordil. Suatu kali, bersama yayasannya, AFESIP, Somaly berhasil menyeret enam laki-laki yang memerkosa seorang anak berusia 8 tahun ke pengadilan. Hakim yang sudah disuap kemudian membebaskan keenam laki-laki tersebut dengan alasan si anak 8 tahun bersalah karena telah berpakaian merangsang!

Kamboja (dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya) saat ini memang menjadi tempat tujuan wisata yang 'seksi'. Namun seiring dengan itu, ancaman perdagangan manusia juga semakin meningkat dan bahkan semakin menggurita dengan pemain yang kian besar dan berkuasa. Orang-orang seperti Somaly Mam adalah benteng yang harus terus disokong agar tetap kokoh melawan kebiadaban manusia serta menyelamatkan nasib anak-anak, warga dunia yang paling lemah kedudukannya.



Tentang Penulis :
Somaly Mam (lahir 1970 atau 1971) di Kamboja. Seorang penulis dan advokat hak asasi manusia, dengan fokus utama pada kebutuhan korban manusia perdagangan seks , dan telah mengumpulkan pengakuan resmi dan media untuk usahanya.
Pada tahun 1996, ia mendirikan AFESIP (Agir pour les Femmes en Situation Precaire atau Bertindak untuk Perempuan dalam Situasi menyedihkan), sebuah organisasi non-pemerintah Kamboja didedikasikan untuk menyelamatkan, perumahan dan merehabilitasi perempuan dan anak-anak di Kamboja, Laos, dan Vietnam yang telah seksual dieksploitasi. AFESIP melakukan penjangkauan bekerja untuk mencoba membantu perempuan masih diperbudak. Organisasi ini juga bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyerang rumah bordil. Mam telah menyelamatkan lebih dari 4.000 wanita dari perbudakan seksual. suaka nya adalah di Kamboja , Laos , dan Vietnam
Pada Juni 2007, Mam co-mendirikan Somaly Mam Yayasan , yang secara resmi diluncurkan pada bulan September 2007. Para Somaly Mam Foundation adalah organisasi nirlaba yang dibentuk di Amerika Serikat yang mendukung anti-perdagangan kelompok dan membantu perempuan dan anak perempuan yang telah dipaksa menjadi perbudakan seksual. 

Pengakuan internasional dan Penghargaan

Glamour Woman of the Year 

Glamour majalah bernama Somaly Mam "Woman of the Year" pada tahun 2006. Mereka memutuskan untuk melakukan fitur dan cerita wanita yang sempurna untuk pekerjaan itu Mariane Pearl , seorang kolumnis untuk Glamour. Pearl mengunjungi Kamboja untuk bertemu dengan Somaly dan melihat kerusakan yang disebabkan untuk gadis-gadis muda yang dipaksa menjadi pelacur dan pelacuran.